Minggu, 07 November 2010

Terdampar di Pulau Terpencil

Sebuah perahu pesiar tenggelam di Lautan pasifik dan dari seluruh penumpangnya hanya dua yang selamat
yaitu pemilik kapal itu sendiri dan juru mudinya.
Mereka terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Dengan santainya si pemilik kapal bersandar pada sebatang pohon kelapa dan mulai menikmati cerutunya.
"Tuan tenang kelai," kata jurumudinya. "Padahal saya yakin, kita akan tinggal di sini untuk selama-lamanya."
"Tenang saja," kata si pemilik kapal. "Tahun 2007 saya memberikan masing-masing satu juta rupiah kepada palang merah, Dana sosial dan yayasan amal bakti, Tahun 2008, ketika usaha saya bertambah maju, saya memberikan masing-masing sepuluh juta rupiah, Tahun 2009 saya memberikan masing-masing seratus juta rupiah"
"Lalu?"
"Sekarang tahun 2010, dan saya belum memberikan apa-apa. Karena itu saya yakin mereka akan mencari saya dengan sekuat tenaga.
hehehehehe (ronimolahkesah)

Jumat, 05 November 2010

Apa sebenarnya wedus gembel?


Merapi merupakan gunung teraktif di dunia, dan kini Gunung Merapi semakin kritis serta siap meletus setiap saat. Tiap kali akan Meletus Gunung Merapi selalu mengeluarkan awan panas mematikan yang disebut Wedus Gembel di Gunung Merapi. Oleh penduduk lokal awan itu disebut 'wedus gembel' atau 'domba gimbal' karena bentuknya yang unik dan mempesona bila dilihat dari jauh, tapi ketika berdekatan, ia bisa jadi malapetaka. Dan kini, Wedus Gembel keluar dari Gunung Merapi, namun semoga saja tidak membawa Malapetaka buat Warga disekitar Gunung Merapi.

Contoh kedahsyatan wedus gembel, pada November 1994, terjangannya menewaskan puluhan warga Turgo, Slema, hanya dalam hitungan detik. Awan bernama ilmiah pyroclastic density flow juga membuat rumah-rumah rata dengan tanah menjadi abu dalam sekejap.

Pada 1930-1931, Merapi meletus dengan tipe Plinian, menghasilkan aliran lava, piroklastika, dan lahar hujan. Juga wedus gembel. Korbannya mencapai 1.369 orang, jumlah yang sangat banyak untuk ukuran saat itu.

Apa sebenarnya wedus gembel?

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio menyatakan, 'wedus gembel' tak lain adalah awan panas yang berisi material-material muntahan Gunung Merapi saat meletus.

Batu-batu dengan ukuran besar, kerikil dan juga abu yang menjadi satu dengas gas, bergerak ke perbukitan yang ada di sisi Gunung Merapi.

"Karena gerakan dari muntahan Merapi tersebut tak teratur seakan akan bergumpal gumpal dan berwarna putih dan dari jarak jauh seperti bulu wedus gembel [domba gembel] maka warga setempat menamakannya 'wedus gembel'," katanya.

Suhu wedus gembel di kawah Merapi bisa mencapai 1.000 derajat Celcius. Ketika bergerak ke lereng Merapi sejauh empat kilometer, suhunya berkurang menjadi 500 derajat. Apapun yang diterjangnya akan hancur dan mati.

"Jika wedus gembel itu melewati kawasan hutan maka hutan tersebut akan terbakar. Begitu pula jika melewati kawasan penduduk maka akan membakar dan merusak yang dilewatinya," jelas Subandrio.

Lalu bagaimana jika wedus gembel itu menerjang atau mengenai manusia?

Subandrio menyatakan, dengan suhu yang masih di atas 500 derajat Celcius maka jelas akan membakar sekujur tubuh korban.

"Untuk mengantisipasi hal itu maka penduduk dan hewan peliharaan yang ada di daerah berbahaya harus diungsikan manakala Gunung Merapi meletus," terangnya.

Subandrio menegaskan bahwa wedus gembel atau awan panas tak hanya terjadi di Merapi, melainkan pada semua gunung berapi jika sedang meletus.

"Ketika gunung berapi meletus pasti mengeluarkan awan panas atau wedus gembel. Gunung Merapi jika nantinya meletus juga dipastikan akan mengeluarkan wedus gembel," tegasnya

Sementara, Kabid Penanggulangan Bencana Badan Kesbanglinmas Sleman, Taufiq Wahyudi mengatakan, Pemkab Sleman pada tahun 2006 yang lalu telah menyiapkan tiga bungker yang berada di Kaliurang, Kali Adem dan Tunggul Arum.

"Bungker di Kali Adem bukan untuk perlindungan dari awan panas namun didesain untuk perlindungan dari material gunung Merapi jika meletus. Sedangkan bungker yang ada di Kaliurang dan Tunggul Arum untuk perlindungan dari wedus gembel," terangnya

Untuk bunker yang berada di kawasan Kali Adem sudah tidak lagi digunakan dan hanya untuk tempat rekreasi dan tempat pembelajaran.

“Pada bungker yang ada di Kali Adem inilah pada tahun 2006 yang ada dua relawan tewas saat bungker tempat mereka berlindung tertutup oleh metarial letusan gunung merapi,”paparnya

Toufiq menambahkan pada setiap bungker yang didisain untuk perlindungan dari awan panas dilengkapi dengan tabung oksigen sebanyak 10 tabung dan setiap bungker mampu menampung 20 hingga 30 orang.

"Bungker tersebut dibuat bukan untuk berlindung dalam kurun waktu yang lama, karena untuk awan panas kejadian melintasnya dalam waktu yang cukup singkat sehingga tidak perlu ada logistik seperti di pengungsian," tambah dia.


Selasa, 02 November 2010

Menengok Kerajinan Khas Kalimantan Timur


Ukir khas dayak Kalimantan Timur

Ukiran khas dayak ini, di ukir di sebuah tongkat yang berbahan dari kayu gading yang banyak di dapat di hutan Kutai Kartanegara...
Sang pengukir yang bernama Mustafa sangat serius saat memahat dan meraut sebuah kayu gading sedikit demi sedikit sehingga terbentuklah sebuah tongkat yang berukirkan sebuah kehidupan di dunia antara manusia dan binatang yang berebut untuk mencari kehidupan di saat kemajuan dunia yang sangat pesat.
Tongkat ini masih blum sempurna...masih ada tahap pengukiran